Jakarta, Kabar Medsos – Ketua Umum Serikat Penyelenggara Umrah Haji Indonesia (SAPUHI) Syam Resfiadi menyatakan biaya umrah pada tahun ini diperkirakan naik menjadi Rp35 juta-Rp40 juta per jemaah.
Harga tersebut naik pesat dibandingkan harga sebelum pandemi yang hanya dibanderol sekitar Rp20 juta-Rp25 juta saja.
Menurutnya, kenaikan drastis ini diakibatkan adanya kewajiban tes kesehatan dan karantina. Syam merinci dibutuhkan setidaknya Rp28 juta untuk biaya umrah, PCR, dan karantina di Arab Saudi.
Namun, apabila menghitung karantina setiba di Tanah Air, ia memperkirakan harga naik menjadi Rp35 juta-Rp40 juta per orang.
“Rp28 juta hanya paket Jeddah to Jeddah termasuk PCR dan karantina di Saudi, namun ini untuk harga terendah. Semua bergantung dapat atau tidak hotel karantina yang kita inginkan, juga harus kerja sama dengan maskapai,” katanya
Kendati demikian, sudah estimasi harga umrah. Namun Syam mengaku pihaknya belum siap memberangkatkan jemaah dalam waktu dekat karena panjangnya masa karantina.
Ia juga mengungkapkan saat ini pemerintah mensyaratkan kewajiban karantina 7 hari 6 malam di hotel. Jika PCR di bandara positif, maka jemaah akan dipindahkan ke Wisma Atlet.
“Jemaah kami kebanyakan membutuhkan waktu cuti hanya 12 hari kerja,” imbuh dia.
(km)