Jakarta, Kabar Medsos – Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) menyebutkan bahwa ekspor produk minyak sawit (CPO) dan turunannya di bulan Oktober 2020 meningkat hingga 3,028 ton atau setara dengan 9,5 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Mukti Sarjono selaku Direktur Ekskutif Gapki menjelaskan nilai ekspor di bulan Oktober meningkat 10,7 persen menjadi US$2,07 M.
Ia juga menjelaskan peningkatan produksi juga terjadi selain karena mengikuti siklus musim juga karena tanaman sawit sudah menunjukkan kepulihan setelah dilakukannya pemupukan.
Dibandingkan dengan tahun lalu, volume ekspor 2020 masih rendah 10,8 persen, tetapi secara nilai tahun lalu lebih tinggi 14,8 persen.
Hal tersebut dikarenakan adanya peningkatan harga rata-rata CPO bulanan sampai Oktober 2020 yang mencapai 676 dolar AS.
Berdasarkan tujuan ekspor, kenaikan tertinggi terjadi untuk negara India yang naik sebesar 36,86 atau 481.690 ribu ton.
Selanjutnya, ekspor ke AS juga naik 41,68 persen menjadi 150.630 ton, Uni Eropa naik 10,57 persen menjadi 38.090 ton, Pakistan naik 33.680 ton atau 19,35 persen, Timur Tengah naik 14,53 persen atau 22.910 ton, serta China yang naik hanya 0,62 persen atau 4.020 ton.
Sementara penurunan terjadi di negara tujuan Bangladesh sebesar 1,31 persen dan Afrika 17,95 persen
Sementara itu, konsumsi minyak sawit dalam negeri di bulan Agustus mencapai 1,38 juta ton atau mengalami penurunan sebsar 3,3 persen.
Hal ini pastinya menguntungkan perekonomian bagi negara serta masyarakat agar dapat terus meningkatkan peran industri di Indonesia.
Minyak sawit juga bermanfaat karena akan mendorong terciptanya lapangan kerja melalui peningkatan investasi dan kemudahan berusaha.
Meski begitu, pemerintah mempunyai peran penting untuk terus menjaga serta meningkatkan kualitas minyak sawit agar dapat ekspor dengan kualitas baik.
[km]