Jakarta, Kabar Medsos – Harga sejumlah komoditas pangan di pasar tradisional DKI Jakarta dan sekitarnya meroket memasuki perayaan Natal 2021 dan Tahun Baru 2022.
Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Abdullah Mansuri menyebut, komoditas cabai menjadi bahan pangan yang mengalami kenaikan tertinggi. Khususnya, harga cabai rawit yang dijual lebih dari Rp 100.000 per kg.
“Cabai itu sudah mahal ya Nataru ini. Cabai rawit bahkan sudah Rp 100 ribu lebih per kilogramnya,” ungkapnya, Sabtu (25/12).
Selain cabai, lanjut Abdullah, harga telur ayam juga terus merangkak naik. Bahkan, saat ini harga bahan pangan tinggi protein tersebut dibanderol Rp31.000 sampai Rp35. 000 per kg..
“Padahal, telur kalau normal sekitar Rp22.000 an,” katanya.
Lalu, harga bawang merah dan bawang putih juga naik pada hari Natal. Harga bawang merah rata-rata tembus Rp33.230 per kg atau naik Rp1.060 per kg, sedangkan harga bawang putih naik Rp146 per kg menjadi Rp30.423 per kg.
Kenaikan harga juga terjadi pada beras. Rata-rata harga beras ramos dibanderol sebesar Rp10.514 per kg atau naik Rp38 dan beras pera naik Rp117 menjadi Rp12.100 per kg.
Abdullah menjelaskan, lonjakan harga sejumlah komoditas pangan memasuki Nataru ini disebabkan oleh tingginya permintaan yang tidak diimbangi dengan kesediaan stok. Faktor lainnya, lanjut Abdullah, tren musiman perayaan hari besar keagamaan juga masih mewarnai kenaikan harga pangan.
“Di mana setiap memasuki Nataru ini kan biasanya harga-harga naik. Tapi, untuk cabai ini lebih ke faktor cuaca karena saat panen memasuki musim penghujan, sehingga distribusi menjadi terganggu,” jelas Abdullah.
Ia pun meminta pemerintah untuk gerak cepat mengatasi persoalan lonjakan harga sejumlah komoditas pangan telur di wilayah ibu kota dan sekitarnya. Mengingat, kenaikan harga tersebut dinilai merugikan pedagang maupun masyarakat selaku konsumen.
“Perlu gerak cepat ya pemerintah. Kenaikan harga yang tinggi ini akan berpengaruh negatif terhadap penjual maupun pembeli,” tandasnya.
(km)