Jakarta, Kabar Medsos – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) bertemu dengan Perdana Menteri (PM) Malaysia Tan Sri Muhyiddin Yassin di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (5/2).
Dipantau melalui YouTube Sekretariat Presiden, penyambutan dilakukan sesuai dengan protokol kesehatan pencegahan COVID-19.
Tampak Jokowi menggunakan setelah jas biru dengan dasi merah, lengkap dengan masker warna hitam. Sementara PM Malaysia Muhyiddin menggunakan setelan kemeja hitam dengan masker putih.
Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi sebelumnya mengatakan, ada sejumlah hal yang akan dibahas dalam pertemuan tersebut.
“Pada saat melakukan pertemuan bilateral tentunya kedua pemimpin akan membahas isu yang terkait bilateral, terutama bagi Indonesia yang menjadi penting sekali adalah isu perlindungan WNI yang tinggal dan bekerja di Malaysia,” kata Retno melalui tayangan YouTube Sekretariat Presiden.
Selain membahas isu perlindungan WNI, kata Retno, Jokowi dan Muhyiddin Yassin juga akan membahas beberapa isu kawasan dan isu global.
Adapun ini merupakan kunjungan luar negeri pertama Muhyiddin Yassin pasca menjabat sebagai Perdana Menteri Malaysia sejak Maret 2020.
Sebelumnya, Muhyiddin menjabat sebagai Menteri Luar Negeri pada periode 2018-2020 di era kepemimpinan PM Mahathir Mohamad.
Jokowi mengapresiasi atas kerja sama Pemerintah Malaysia dalam perlindungan warga negara Indonesia (WNI) di Malaysia, terutama semasa pandemi COVID-19.
Ia mengatakan, dalam pertemuan itu, dia juga menekankan pentingnya pembuatan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) baru terkait perlindungan Pekerja Migran Indonesia (PMI).
“Saya menyampaikan apresiasi penghargaan atas kerjasama perlindungan WNI di Malaysia terutama selama pandemi dan saya kembali menitipkan WNI di Malaysia kepada pemerintah Malaysia dan terkait perlindungan pekerja migran Indonesia, saya menekankan pentingnya penyelesaian pembuatan MoU-MoU baru mengenai penempatan dan perlindungan pekerja domestik Indonesia di Malaysia. Selain itu dua negara juga perlu membangun One Channel system agar masalah penempatan tenaga kerja dapat dilakukan secara lebih baik untuk mencegah terjadinya para pekerja menjadi korban perdagangan manusia,” papar Jokowi.
Selanjutnya, Jokowi dan Muhyiddin juga membahas isu kawasan ASEAN, utamanya perkembangan di Myanmar. Jokowi mengaku prihatin dengan kondisi politik di Myanmar.
[km]