Jakarta, Kabar Medsos – Indonesia terpilih sebagai tuan rumah Piala Dunia Panjat Tebing 2022 oleh Federasi Panjat Dunia. Hal ini terungkap dalam Rapat Kerja Nasional Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) di Hotel Royal Kuningan pada 9-10 Desember 2022.
Dalam acara itu, para pengurus punya semangat dan kemauan yang sama, yakni menyukseskan gelaran terakbar yakni Piala Dunia Panjat Tebing di Bali.
Ketua Umum FPTI Yenny Wahid menekankan bahwa keberhasilan Indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah adalah wujud komitmen pengurus untuk memperkenalkan olahraga panjat tebing ke masyarakat, bertepatan dengan ajang panjat tebing kelas dunia, IFSC World Cup 2022.
“FPTI berkomitmen untuk memajukan panjat tebing Indonesia dan lebih mengenalkannya kepada masyarakat, apalagi tahun depan kami jadi tuan rumah IFSC World Cup 2022.” kata Yenny.
Seperti ajang olahraga lainnya, IFSC World Cup 2022 juga akan digelar di Bali, sebagai momentum kebangkitan bangsa dari krisis yang diakibatkan oleh pandemi COVID-19.
“Selain menjadi hajat besar kami, IFSC juga saya harap bisa menjadi simbol momentum kebangkitan dari krisis yang berlangsung akibat Pandemi COVID-19,” lanjut Yenny.
Selama pandemi COVID-19, panjat tebing Indonesia masih tetap menorehkan prestasi. Misalnya Rahmad Adi Mulyono, pemenang IFSC Connected Speed Knockout 2020.
“Meski pandemi, kita tetap ikuti kompetisi internasional. Tahu 2021 lebih banyak lagi. Mulai dari seri World Cup IFSC di Salt Lake City dan Villar, dua-duanya kita menang.” ungkap Yenny.
Indonesia memang terkenal kuat di nomor speed panjat tebing, namun lemah di lead dan bouldering. Oleh karena itu dengan adanya Piala Dunia ini, maka FPTI akan lebih fokus untuk dua nomor lainnya.
Selain itu, fasilitas panjat tebing juga akan disertifikasi sehingga bisa memenuhi standar internasional. Sehingga dengan adanya fasilitas yang lebih memadai di setiap provinsi, maka pembinaan akan lebih berjalan dengan baik.
Apalagi panjat tebing jadi salah satu olahraga prioritas pemerintah saat ini mengingat banyak potensi medali dan prestasi yang bisa didapat di level dunia.
“Kami sangat lemah dalam pembinaan dan standarisasi fasilitas panjat tebing, jadi kami fokus membenahi itu, demi pemerataan dan juga demi prestasi di masa depan,” ujarnya.
Selain itu, demi lebih mengenalkan panjat tebing kepada publik, FPTI juga akan melakukan kerja sama dengan sejumlah pihak untuk membangun small climbing di tempat-tempat vital yang menjadi titik kumpul masyarakat.
(km)