Jakarta, Kabar Medsos – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terus menerima penambahan konfirmasi Omicron di Indonesia.
Dengan penambahan sebanyak 92 kasus maka jumlah konfirmasi Omicron per Senin (10/01/2021) tercatat mencapai 506 kasus.
Juru Bicara Vaksinasi Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan, dilihat dari tingkat keparahan, kebanyakan kasus Omicron tidak menunjukkan gejala atau memiliki gejala ringan sehingga tidak membutuhkan perawatan yang serius di rumah sakit.
Oleh sebab itu, Kemenkes akan menggalakkan telemedisin yang didedikasikan untuk pasien yang melakukan isolasi di rumah.
“Kami bekerjasama dengan 17 platform telemedisin untuk memberikan jasa konsultasi dokter dan jasa pengiriman obat secara gratis bagi pasien COVID-19 yang sedang menjalani isolasi di rumah, agar penanganan pasien dapat dilakukan seluas dan seefektif mungkin,” ujar Nadia, Rabu (12/01/2021).
Dilihat dari sisi teurapetik, Kemenkes juga akan menyertakan penggunaan obat Monulpiravir dan Plaxlovid guna terapi pasien COVID-19 dengan gejala ringan.
Sedangkan dari sisi tracing, Kemenkes akan melakukan penemuan kasus aktif dengan meningkatkan tracing menjadi lebih dari 30 per kasus positif.
Kemenkes juga akan melakukan pemeriksaan whole genome sequencing (WGS) pada level komunitas dengan target 1.700 sampai 2.000 WGS setiap bulannya.
Pihak pemerintah pun memulai vaksinasi dosis lanjutan atau booster COVID-19 bagi kelompok usia 18 tahun ke atas guna mempertahankan tingkat kekebalan serta memperpanjang masa perlindungan dari COVID-19 khususnya Omicron.
Melalui pernyataannya, Nadia mengatakan bahwa penambahan kasus konfirmasi Omicron masih didominasi oleh Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN). Terhitung dari 506 kasus konfirmasi hanya 84 kasus yang merupakan transmisi lokal.
Selain kasus konfirmasi, angka probable Omicron terus mengalami peningkatan. Hingga Senin (10/01/2022) terdeteksi sebanyak 1.384 probable Omicron yang didapatkan dari S Gene Target Failure (SGTF).
“Kalau kita perhatikan, juga terlihat peningkatan yang signifikan dari angka kasus harian di mana dari sejumlah 454 menjadi 802, naik hampir dua kali lipat,” ungkap Nadia.
Nadia mengingatkan masyarakat mengenai potensi lonjakan kasus mengingat karakteristik Omicron dengan tingkat penyebaran yang sangat cepat.
“Jika dilihat dari perkembangannya, konfirmasi omicron cenderung mengalami peningkatan, dari pemeriksaan SGTF, kasus probable Omicron pada PPLN cenderung meningkat, hasil WGS juga menunjukkan proporsi varian Omicron yang mulai mendominasi,” imbuhnya.