Jakarta, Kabar Medsos – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memperingatkan mengenai cuaca ekstrem dampak fenomena La Nina. Fenomena ini diprediksi berlangsung hingga Februari 2022.
Merujuk pada fenomena La Nina tahun lalu, saat itu La Nina berdampak pada peningkatan curah hujan hingga 70 persen di berbagai daerah.
“Saya minta sekali lagi kita semua harus hati-hati. Sudah ada peringatan dini. Akurasi BMKG dari waktu ke waktu saya lihat makin hebat. Ayo kita semua mendengarkan wake up call ini,” ujar Luhut dalam Rapat Koordinasi Nasional Antisipasi La Nina secara daring, Jumat, 29 Oktober 2021.
Luhut meminta semua kementerian maupun lembaga merumuskan langkah antisipasi dan mitigasi. Ia tak ingin pemerintah kewalahan saat cuaca ekstrem mulai melanda Indonesia.
Luhut berpesan agar pemerintah mulai melakukan simulasi kesiapsiagaan. Selain itu, seluruh instansi diminta mengecek kembali persiapan yang telah dilakukan.
“Siapkan jalur komunikasi yang terintegrasi antara KL terkait untuk mengefektifkan dan mempercepat koordinasi dan sinergi serta memonitor dan update perkembangan informasi terkait la Nina dan cuaca ekstrem dari sumber resmi BMKG,” ujar Luhut.
BMKG telah memprediksi cuaca ekstrem akibat fenomena La Nina terjadi hingga Februari 2022. BMKG mengatakan intensitas curah hujan akan mencapai puncak pada Januari-Februari 2022.
BMKG menyatakan peningkatan curah hujan rata-rata 70 persen. Namun, ada beberapa daerah yang curah hujannya akan meningkat bahkan lebih dari 100 persen.
“Mohon perhatian bahwa dalam satu pulau bisa saja terjadi peningkatan curah hujan yang ekstrem. Namun juga, terjadi penurunan curah hujan yang ekstrem. Hal ini mohon perlu dicermati,” ujar Kepala BMKG Dwikorita.