Kabar Medsos – PT Kilang Pertamina Internasional, anak usaha Pertamina yang menaungi proyek Gorss Root Refinery Tuban (GRR Tuban) menjelaskan tentang proses pembebasan lahan yang membuat warga Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, bisa mendadak menjadi miliarder dan memborong mobil.
Corporate Secretary Subholding Refining & Petrochemical, PT Kilang Pertamina Internasional Ifki Sukarya mengatakan Pertamina tidak melakukan intervensi atas proses penilaian ganti rugi lahan. Penilaian dilakukan oleh Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) yang kemudian ditetapkan BPN setempat.
“KJPP ini yang melakukan penilaian terhadap lahan yang akan diambil alih tersebut,” kata Ifki Sukarya .
Ia mengatakan pembebasan lahan itu sudah sesuai dengan prinsip perusahaan, yaitu, tidak merugikan warga yang lahannya terdampak.
Ia mengatakan supaya uang hasil pembebasan lahan bisa memberikan manfaat ke masyarakat, perusahaannya juga memberikan edukasi kepada warga terdampak agar dapat mengelola uang hasil penggantian lahan dengan sebaik-baiknya.
Proses juga sudah sesuai dengan UU Nomor 2 Tahun 2012 mengenai Pengadaan Lahan Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.
“Rata-rata warga memiliki lahan yang luas. Semakin luas lahannya, otomatis semakin besar uang penggantian yang diterima”, kata Ifki.
Ia mengatakan dengan proses itu, lahan sudah terbebas 99 persen. Dan proyek bernilai US$15 miliar itu mulai jalan. Sekarang proyek dalam tahap pengerjaan awal dan kontraktor mulai melakukan pembersihan lahan.
“Tinggal sekitar 328 hektare dan pemulihan lahan abrasi (restorasi) seluas 20 hektare sudah selesai,” katanya.
Proyek Kilang Minyak Tuban merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional yang sudah diamanahkan pemerintah ke Pertamina. Proyek dibangun untuk meningkatkan kapasitas pengolahan minyak sebesar 300 ribu barel per hari.
Proyek tersebut ditargetkan bisa menghasilkan BBM berstandar Euro V berupa gasoline sekitar 80 ribu barel per hari, gasoil sekitar 100 ribu barel per hari dan Avtur sekitar 30 ribu barel per hari.
Proyek itu rencananya diintegrasikan dengan kilang petrokimia yang berproduksi 3.750 KTPA. Dengan adanya kilang di Tuban, Pertamina menargetkan kebutuhan BBM ke depan dapat dipenuhi dari kilang dalam negeri, sehingga impor bisa ditekan.
Kampung Miliarder
Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, ‘naik kelas’ dengan menyandang predikat ‘Kampung Miliarder’.
Warga yang berprofesi sebagai petani mendadak kaya raya setelah mendapat uang ganti pembebasan lahan untuk proyek kilang minyak Grass Root Refinery (GRR) Tuban.
Usai mendapatkan uang pembebasan lahan, warga Sumurgeneng ramai-ramai membeli mobil, ada total 176 unit mobil yang dibeli oleh warga.
“Mobil yang datang bersamaan kemarin itu perkiraan sekitar 17. Kalau selama ini ada total 176 mobil baru yang di beli warga. Setiap rumah bisa memiliki dua sampai tiga mobil,” kata Gianto, Kepala Desa Sumurgeneng.
Kepala Desa Sumurgeneng menjelaskan tentang warganya yang memborong belasan mobil mewah. Ia mengatakan mereka mendapatkan uang kompensasi yang jumlahnya rata-rata sebesar Rp8 miliar.
“Untuk warga asli sini yang paling banyak itu mendapatkan sebesar Rp26 miliar. Ini kita juga tidak nyangka (bisa jadi kampung miliarder),” terang Gianto
Menurut keterangan Gianto, warga yang membeli mobil secara bersamaan merupakan kelompok yang baru mendapatkan kompensasi lahan untuk proyek grass root refinery tahap ketiga.