Jakarta, Kabar Medsos – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 mengalami kontraksi sebesar 2,07 persen. Sementara itu pada triwulan IV 2020 pertumbuhan ekonomi juga mengalami kontraksi sebesar 0,42 persen dan secara year on year kontraksi sebesar 2,19 persen.
Realisasi Produk Domestik Bruto (PDB) ini anjlok dibandingkan 2019 lalu yang tumbuh 5,02 persen.
“Secara kumulatif pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 dibandingkan 2019 kontraksi 2,07 persen,” kata Suhariyanto dalam konferensi pers, Jumat (5/2).
Kontraksi perekonomian di berbagai negara pada triwulan IV mulai membaik dibanding triwulan sebelumnya. Namun perbaikan belum terlalu signifikan dan masih dibayangi oleh kekhawatiran pandemi COVID-19.
Inflasi diberbagai negara di 2020 juga mengalami perlambatan signifikan bahkan mengarah ke deflasi. Hal ini disebabkan oleh pembatasan mobilisasi juga pergerakan masyarakat diseluruh negara.
“Pandemi menghantam dua sisi, baik dari sisi demand maupun supply,” ucap Suhariyanto.
Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di kisaran minus 2,2 persen hingga minus 1,7 persen.
Ia terus mengubah proyeksi ekonomi Indonesia pada 2020. Pada September hingga Oktober 2020 misalnya, Sri Mulyani meramalkan ekonomi dalam negeri minus 1,7 persen hingga minus 0,6 persen.
Perkembangan pandemi COVID-19 membuat proyeksi laju ekonomi berubah-ubah. Revisi itu tidak hanya dilakukan oleh pemerintah tetapi juga beberapa lembaga internasional.
Misalnya, Bank Dunia merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini, yaitu dari kisaran minus 2 persen sampai minus 1,6 persen menjadi minus 2,2 persen.
[km]