Bali, Kabar Medsos – Operasi Pencarian Kapal Selam TNI AL, KRI Nanggala 402 hari ini menemukan serpihan kapal selam yang hilang bersama 53 awak (49 ABK, 1 komandan kapal, dan 3 orang Arsenal) di perairan utara Pulau Bali dan memastikan aset militer telah tenggelam.
Kapal selam TNI Angkatan Darat yang hilang sekitar pukul 10.37 Rabu 21 April 2021 itu hanya mendapat suplai oksigen hingga 24 April 2021 pukul 03.00 dini hari dan operasi pencarian berlanjut hingga pukul 20.00 tadi malam.
Kepala Angkatan Laut Yudo Margono, yang mengumumkan masalah tersebut, mengatakan sekitar enam serpihan kapal selam ditemukan bersama dengan beberapa komponen dan barang di kapal selam itu.
“Dalam beberapa hari kami menemukan puing-puing dan barang-barang dari lokasi terakhir penyelaman kapal selam.”
“Oleh karena itu, kami mengubah status kapal selam dari ‘hilang’ menjadi ‘tenggelam’ karena benda yang ditemukan kemungkinan besar bukan berasal dari kapal lain kecuali KRI Nanggala 402.”
“(Barang) tidak akan keluar dari kapal selam jika tidak ada tekanan dari luar atau tidak ada kerusakan pada torpedo glider,” katanya kepada wartawan.
Beberapa barang termasuk pecahan torpedo, sebotol minyak pelumas untuk periskop dan sajadah juga diperlihatkan kepada wartawan.
Pernyataan itu memupus harapan 53 Prajurit TNI AL yang berada di kapal selam KRI Nanggal 402 yang hilang itu untuk kemungkinan bisa ditemukan dalam keadaan selamat.


Karenanya, operasi penyelamatan kini bergeser ke upaya mencari dan mengeluarkan aset dari perairan Bali, lokasi kapal selam menjalani latihan militer.
Saat ratusan personel TNI dikerahkan untuk mencari KRI Nanggala 402, pihak berwenang menginformasikan kapal selam buatan Jerman itu hanya mendapat suplai oksigen selama tiga hari setelah kehilangan kontak sejak Rabu 21 April lalu.
Namun, periode tiga hari itu berakhir dini hari tadi, sementara kapal selam yang membawa 53 Prajurit TNI AL itu belum ditemukan.

Kapal selam yang merupakan satu dari lima milik TNI AL itu hilang rabu lalu saat menjalani pelatihan militer menggunakan torpedo di perairan Bali.
Menurut pihak berwajib, KRI Nanggala 402 yang mengalami beberapa kali pembaruan tersebut ikut serta dalam latihan angkatan laut di lepas pantai Bali ketika meminta izin untuk menyelam dan kemudian hilang kontak.
Meski banyak orang yang mengharapkan keajaiban dalam misi SAR, namun efek tumpahan minyak di area kapal selam yang hilang, itu mencerminkan kemungkinan rusaknya tangki minyak.
Kapal selam tersebut dikatakan telah kehilangan kontak saat tenggelam hingga kedalaman 700-850 meter di dasar laut, melebihi kemampuan kapal selam tersebut untuk menahan tekanan air laut.

Pihak berwenang belum memberi tahu tentang kemungkinan apa pun yang menyebabkan hilangnya kapal selam atau mengomentari pertanyaan apakah aset yang telah berusia puluhan tahun membawa kelebihan muatan.
Negara tetangga, Singapura dan Malaysia serta Amerika Serikat (AS) dan Australia juga mengirimkan bantuan dalam SAR dengan mengerahkan hampir 24 kapal perang untuk melakukan pencarian seluas 34 kilometer persegi.
KRI Nanggala 402 berbobot 1.300 ton diesel listrik tipe 209 merupakan kapal selam serang yang dibangun pada tahun 1978 dan diserahkan ke Indonesia pada bulan Oktober 1981.
Kapal Selam tersebut pernah dirombak pada tahun 1989 di Jerman dan kemudian pada tahun 2012 di Korea Selatan dengan strukturnya diganti serta peningkatan sistem propulsi, sonar, dan persenjataan.